Inginkan Kursi MPR, Demokrat Modal Masa Lalu

Tags

Hasil gambar untuk kursi mpr

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menyatakan modal nostalgia kemesraan saja tak akan membantu Partai Demokrat untuk menggapai keinginan meraih kursi Ketua MPR-RI.
Yang dimaksud kemesraaan disini adalah kemesraan antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan yang membuat alm Taufik Kiemas (TK) bisa menjadi Ketua MPR pada 2009. 
Partai Demokrat memang kerap menjadikan nostalgia kemesraan dengan PDI Perjuangan di parlemen 2009 sebagai salah satu 'modal' dalam mengincar kursi Ketua MPR 2019-2024. 
"Kalau mau diingat konteks kemesraan PDI Perjuangan dan Partai Demokrat, pada waktu itu PDI Perjuangan sih karena berada di posisi kedua terbesar ya pada saat itu, sehingga ketika meminta dukungan Partai Demokrat pun sudah sepantasnya karena kita juga cukup kuat," kata Eva, Senin (22/7) malam.
Eva mengatakan Partai Demokrat saat ini harus bisa meyakinkan semua partai untuk mendukung mereka meraih kursi Ketua MPR. 
Image result for ilustrasi Kursi MPR
"Tapi kuncinya pada saat ini adalah bagaimana Partai Demokrat meyakinkan semua partai-partai untuk mau mendukung Partai Demokrat sebagai ketua. Dan bukan hanya parpol-parpol, tapi juga DPD," ucap Eva.
Eva pun berbicara soal kiprah Taufik Kiemas. Menurutnya, selain punya modal di partai, PDI Perjuangan bisa meraih kursi ketua MPR karena sosok Taufik Kiemas yang kompeten.
"Nah pada saat Pak Taufik dulu upaya keras dilakukan. Selain modalnya kuat karena menjadi terbesar kedua pada saat itu di bawah Partai Demokrat, maka DPD juga mendukung beliau, Pak TK. Jadi lebih kepada partai dan figur ya," tutur Eva.
Oleh sebab itu, Eva berharap Partai Demokrat bisa membuktikan diri untuk memiliki kader kompeten guna mengisi posisi ketua MPR. Dia mengatakan modal kemesraan masa lalu saja tak akan cukup mengantarkan Demokrat mendapatkan kursi ketua MPR.
"Jadi mungkin kesempatannya di temen PD sekarang juga mengajukan figur yang tepat karena misalkan di PKB Cak Imin sendiri yang mungkin maju. Jadi tidak cukup hanya mengandalkan modal masa lalu, tapi juga figur yang kuat. Dan Pak TK dikenal sebagai figur yang diterima semua parpol karena pribadi beliau dekat dengan ketum-ketum," jelas Eva.